Bandung - Kualitas dan kuantitas penelitian di sekolah-sekolah daerah terpencil harus ditingkatkan. Banyak bahan penelitian di daerah belum termanfaatkan karena minim kualitas sumber daya manusia dan terkendala infrastruktur.
”Potensi yang ada di daerah justru lebih banyak karena baru sedikit penelitian yang dilakukan siswa SMP atau SMA saat ini,” kata anggota Tim Seleksi Nasional untuk International Conference of Young Studies dari Yayasan Surya, Srisetiowati Saeful, Kamis (16/12) di Bandung.
Srisetiowati mengakui, tak mudah mendampingi langsung sekolah di daerah terpencil. Sumber daya manusia yang mampu memberikan dukungan dan motivasi bimbingan penelitian masih sedikit dan terkendala infrastruktur. Ia mencontohkan, baru ada empat region yang menyelenggarakan seleksi International Conference of Young Studies (ICYS), yakni Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan.
ICYS adalah lomba penelitian internasional dalam bidang fisika, matematika, ekologi, dan komputer. Puncak acara yang berlangsung di Moskow, Rusia, pada 14-16 April 2011 akan diikuti siswa SMP dan SMA dari 25 negara.
Srisetiowati mengharapkan peran aktif sekolah, pemerintah, atau swasta untuk ikut menggerakkan minat terhadap penelitian. Ia mengingatkan, materi penelitian tidak harus selalu rumit, tetapi bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan lebih baik penelitian difokuskan pada kekhasan daerah itu sendiri.
Kendala tersebut juga diungkapkan guru pendamping SMAN 1 Samarinda, Kalimantan Timur, Dikdik Supriyadi. Ia mengatakan, iklim penelitian di Kalimantan dan Jawa jauh berbeda. Di Jawa, hampir setiap tahun ada perlombaan dan lokakarya tentang penelitian. Selain itu, bahan belajar untuk meneliti, seperti buku ilmiah, juga tersedia.
”Di Kalimantan, jarang ada lomba penelitian dan toko buku yang menyediakan bahan ajar penelitian. Kami harus pergi ke Sumatera atau Jawa untuk ikut lomba penelitian,” kata Dikdik yang mengasuh penelitian pada sembilan bidang berbeda ini.
Namun, menurut dia, hal itu tak bisa dituding sebagai penyebab utama minimnya minat meneliti. Langkah kreatif terus dilakukan, di antaranya mengikuti lomba penelitian di Jawa dan daerah lain sembari membeli dan melengkapi koleksi buku ilmu pengetahuan yang tidak ada di Kalimantan.
”Jangan menyerah bila ingin maju. Masyarakat di daerah lain juga seharusnya ikut aktif dalam mendorong pemerataan penelitian,” katanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar