Total Pengunjung

Jumat, 25 November 2011

Demi Dapatkan SD Favorit Orangtua Rela Menginap di Sekolah

MENGINAP - Puluhan orangtua calon murid SDN Manukan Kulon menginap di halaman sekolah untuk menunggu pendaftaran, Kamis (30/6)

Demi sekolah anak, orangtua tak keberatan melakukan apa saja.Hanya agar bisa mendapatkan formulir pendaftaran di SD negeri, para orangtua di Surabaya nekat menginap di luar pagar sekolah.

Tahun ini, pendaftaran SD negeri dilakukan serempak selama tiga hari mulai Kamis (30/6/2011), pukul 07.00 WIB. Meski dibuka tiga hari, para orangtua sudah bersiap menyerbu sekolah-sekolah tertentu untuk mendapatkan antrean pendaftaran terdepan. Kalau pun harus menginap, tidak ada masalah.

"Ini orangtua di sekitar SDN Manukan Kulon sudah siap-siap menginap seperti tahun lalu. Saya juga ikut menginap waktu mendaftarkan anak saya. Takut kehabisan formulir, karena biasanya hari pertama sudah habis. Daripada anak saya sekolah jauh dari rumah," ungkap Ny Suhartini, salah satu orangtua murid kepada Surya, Rabu (29/6/2011) malam.


Selepas salat isya, mereka berduyun-duyun menuju SD Manukan. Hingga pukul 21.30 WIB sudah berkumpul 39 orangtua calon murid yang mengantre. Di antara mereka ada yang melengkapi diri dengan kursi plastik agar tidak terlalu capai.

Mereka berangkat tengah malam untuk mendapat antrean terdepan. "Kalau tidak begitu, paginya antrean sudah sangat banyak. Bisa-bisa kalau tidak dapat formulir tidak bisa sekolah di sini," tambah wali murid yang sekarang anaknya duduk di kelas dua SDN Manukan Kulon itu.

Kalau pun lelah antre, anggota keluarga lain dikerahkan untuk menggantikan antrean agar tidak direbut orang lain.


Sesuai aturan Dinas Pendidikan Kota Surabaya, setiap SD negeri diberi waktu tiga hari secara manual menerima siswa baru. Meski waktu yang ditetapkan adalah tiga hari, namun formulir yang disediakan selalu ludes pada hari pertama.

Setiap sekolah yang sudah membentuk panitia penerimaan siswa baru harus mengacu pada aturan yang sudah ditetapkan. Tidak ada tes apa pun untuk bisa masuk di SD negeri. Mereka diterima berdasarkan jarak rumah ke sekolah. Selama masih berada di lingkungan sekolah akan diterima. Selain itu, faktor usia juga menjadi pertimbangan, yaitu tujuh tahun. "Syaratnya hanya usia dan domisili. Tak ada tes," tandas Kabid Pendidikan Dasar Dindik Surabaya, Eko Setyaningsih.

Namun, jika nanti jumlah pendaftar itu semua memenuhi kualifikasi, panitia akan menambah penilaian dengan melihat waktu mendaftar. Semakin awal atau lebih dulu mendaftarkan diri semakin menjaga peluang ini.


Hal yang sama juga akan terjadi di beberapa sekolah yang selama ini difavoritkan warga. Dari yang difavoritkan warga tersebut beberapa di antaranya adalah SDN Kertajaya, SDN Menanggal, SDN Ketabang, dan SDN Kaliasin.

Di sekolah-sekolah tersebut, ratusan wali murid juga rela mengantre demi mendapatkan formulir penerimaan siswa baru. Meski tidak sampai menginap, namun mereka rela antre selepas subuh.

"Kalau mau antre pukul 05.00 saja. Nanti tak kebagian formulir wong sehari sudah habis. Dulu banyak yang kecele karena sehari sudah ludes," ucap wali murid SDN Kertajaya yang anaknya naik kelas dua.

Salah satu tukang parkir di lingkungan sekolah itu juga mengakui bahwa formulir akan habis dalam sehari. Biasanya sekolah hanya akan mencetak formulir sesuai pagu. Namun, karena membeludak, formulir diperbanyak saat itu juga.

Sekolah-sekolah tersebut menjadi favorit sudah bertahun-tahun. Ini tampak dalam setiap masuk dan pulang sekolah selalu dipenuhi mobil pengantar. Tidak jelas apakah bisa dipastikan bahwa mereka yang bermobil itu adalah warga sekitar SD. Beberapa ada yang menyebut ada yang dari luar lingkungan sekolah.

Namun, hal ini ditolak Kepala SDN Kertajaya, Muhammad Na'im. Kasek di sekolah favorit ini menegaskan bahwa semua penerimaan siswa baru di sekolahnya sesuai aturan. "Tidak ada titip-titipan dari siapa pun. Mereka yang kami terima sesuai domisili. Selain itu biasanya kami juga lakukan pengecekan kesehatan," kata Na'im.

SDN Kertajaya ini menyediakan pagu sebanyak 160 kursi. Namun, dari pagu ini setiap tahun selalu diserbu sampai 240 pendaftar. Kondisi ini mengakibatkan wali murid khawatir anaknya tak masuk ranking pagu yang dimaksud. Pendaftaran di SDN Kertajaya, Pucang ini, akan dibuka mulai pukul 07.00 sampai pukul 12.00.

Eko Setyaningsih selaku Kabid Pendidikan Dasar melarang keras apabila sekolah-sekolah itu memanfaatkan kesempatan. Jika sekolah tersebut kedapatan melakukan praktik pesan bangku hingga inden, akan disanksi tegas. "Sepengetahuan saya, sejauh ini belum ada yang begitu," kata Eko.

Sementara itu, Pendaftaran SDN yang dibuka dan langsung diserbu orangtua yang berbondong-bondong mendaftar ke SDN favorit menunjukkan bila mereka terkena mitos lama berupa sekolah favorit. Padahal seluruh SDN sudah memiliki metode pembelajaran yang sama. Tidak ada yang beda.

"Jadi sudah ada metode dan aturan yang sama di SDN. Sudah tidak ada alasan orangtua untuk mengikuti mitos-mitos SDN favorit dalam menyekolahkan anak-anaknya," kata Daniel Rosyid, pembina dari Dewan Pendidikan Jatim, ketika dihubungi pada Rabu (29/6) malam.

Sikap masyarakat yang sibuk berebut mendaftar di SDN favorit adalah perilaku yang tidak sehat. Menurut Daniel, seharusnya tokoh masyarakat di sekitar dan pemerintah untuk memberi pengertian guna mematahkan mitos tersebut. Karena bila diteruskan akan menunjukkan bila mutu dari SDN yang ada di kota Surabaya ini jomplang.

"Padahal, semua sama. Jadi jangan sampai pemerintah dalam hal ini sekolah dan Dinas Pendidikan baik kota maupun cabang untuk tidak mengikuti kepentingan orangtua yang ngawur dengan mengikuti mitos ini, memaksakan anaknya harus di sekolah favorit," ungkap Daniel.

Lebih lanjut, Daniel menegaskan, SDN dalam pendaftarannya juga tidak boleh melakukan seleksi apa pun. Mereka harus mengutamakan anak yang bertempat tinggal di dekat dengan sekolah tersebut. Selanjutnya bila berlebih, pemerintah-lah yang mencari anak tersebut dan mencarikan SDN lain yang terdekat. 

Sumber: http://www.tribunnews.com/2011/06/30/demi-dapatkan-sd-favorit-orangtua-rela-menginap-di-sekolah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar