Total Pengunjung

Selasa, 15 November 2011

Pakar: Pimpinan Universitas Hasanuddin Harus Bersikap Tegas

Makassar (ANTARA) - Pimpinan Universitas Hasanuddin harus bersikap tegas terhadap pelaku keonaran yang memicu terjadinya perkelahian antar fakultas.
"Pimpinan universitas dalam hal ini rektor harus bersikap dan bertindak tegas terhadap pelaku dengan mengeluarkan dari kampus, supaya memberikan efek jera," kata Ketua Dewan Guru Besar Unhas Prof Dr Halide di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, upaya tersebut sudah harus dilakukan mengingat aksi tawuran sudah beberapa kali terjadi dan sudah menimbulkan korban serta kerusakan fasilitas kampus.
Menurut dia, Rektor Unhas Prof Dr dr Idrus Paturusi harus memanggil semua dekan dan meminta komitmennya untuk menindak oknum mahasiswa yang telah mengacaukan iklim "kampus merah" itu.
"Selain itu, Komisi Dispilin harus berperan penuh untuk mencari tahu akar permasalahan dan mencari oknum pelaku keonaran," katanya.
Apabila itu semua berjalan dengan baik, kata Halide yang juga pengurus Masjid Al Markaz Al-Islamy ini, tentu pelakunya dapat ditindaki dengan cepat.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan, lanjut dia, dengan mencari pelaku yang terekam kamera televisi maupun fotografer yang sempat mengabadikan peristiwa anarkis itu.
Disisi lain, peranan dosen selaku yang bersentuhan langsung dengan mahasiswa, harus dapat memperingati dan memberikan sanksi pada mahasiswa yang terlibat tawuran.
"Dengan tidak meluluskan pada mata kuliahnya sebagai salah satu sanksi. Apabila mahasiswa protes, itu dapat dijawab bahwa mahasiswa itu tidak berkarakter dengan sikap mental preman yang dimiliki," katanya.
Tidak lulusnya oknum mahasiswa yang terlibat tawuran, tentu dapat mengeluarkan dia dari kampus itu secara sistematis.
Dia mengibaratkan, kehilangan 1.000 mahasiswa yang memiliki mental perusak dari sekitar 20 ribu mahasiswa Unhas yang ada, itu tidak akan berpengaruh.
Sementara itu, Ketua MUI Sulsel KH Sanusi Baco, LC mengatakan, pembinaan mental dan spiritual mahasiswa perlu dilakukan, karena tidak cukup hanya dengan memberikan mata pelajaran agama dua semester saja.
"Meskipun banyak organisasi keagamaan yang bisa melengkapi pendidikan itu, namun kenyataannya hanya sedikit mahasiswa yang mau masuk," katanya.
Karena itu, ke depan perlu dipikirkan adanya kurikulum pendidikan tinggi yang lebih membawa pada pendidikan mental spiritual, bukan sekedar mencari kelulusan dengan angka terbaik.

sumber: http://id.berita.yahoo.com/pakar-pimpinan-universitas-hasanuddin-harus-bersikap-tegas-033900985.html;_ylt=AkfAmosfBxnQaFl1dh_KFlR8V8d_;_ylu=X3oDMTQ4MWZvMGo4BG1pdANTZWN0aW9uTGlzdCBGUCBOYXNpb25hbARwa2cDMmMxNmMzYmEtMGVkYi0zODg5LWJkMDctNWI5N2I1MWNlMTkzBHBvcwMzBHNlYwNNZWRpYVNlY3Rpb25MaXN0BHZlcgM4NTVjN2M1MC0xMDA0LTExZTEtYmZmYS1hMmJmZGJiNTI0NmE-;_ylg=X3oDMTFpMzR1ajhpBGludGwDaWQEbGFuZwNpZC1pZARwc3RhaWQDBHBzdGNhdANhd2FsBHB0A3NlY3Rpb25z;_ylv=3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar