Syahdan Putra Kusuma/ Budi Luhur
JAKARTA - Enam sekolah mengukuhkan komitmennya dalam upaya pembangunan rumah sederhana bagi penduduk-penduduk Indonesia yang membutuhkan rumah layak tinggal. Keenam sekolah tersebut adalah SMA Binus Internasional Simprug, Sekolah Mentari International, Jakarta International School, Sekolah Bina Bangsa, National High Schooln Jakarta, dan Sinar Mas Academy. Sekolah-sekolah ini bekerjasama dengan Habitat for Humanity (HFH) Indonesia, yang berfokus pada pembangunan rumah layak tinggal bagi keluarga tidak mampu ataupun tunawisma.
Program pembangunan rumah sederhana ini dinamakan "28uild or not 28e" (dibaca to build or not to be).
"Rumah adalah kebutuhan dasar bagi setiap orang. Tak hanya sekadar rumah untuk ditinggali saja, tetapi rumah yang layak, tahan bencana, serta MCK yang memadai. Karena itu kami ingin mengajak anak muda untuk peduli dengan sesamanya, agar mereka mengetahui bahwa ada anak muda seumur mereka yang keadaannya jauh lebih buruk dari mereka. Lewat program ini, kami ingin mengajak anak muda untuk membantu membangun rumah bagi kawan-kawan mereka yang tidak seberuntung mereka," ujar Engeline Tjia dari Habitat for Humanity Indonesia, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (28/10/2011).
Selain turun langsung membangun rumah, para siswa juga melakukan pengumpulan dana melaluionline fundraising, diantaranya melalui media sosial blog, Twitter, dan Facebook.
Perwakilan Jakarta International School Lorie Anderson mengatakan, di sekolahnya telah ada kurikulumcommunity service sejak tahun 2010.
"Ada ratusan siswa kami yang ikut membangun rumah bagi para penduduk yang tidak mampu. Tahun 2010 kemarin, kami sudah membangun enam belas rumah, dan untuk tahun ini, kami juga ingin kembali membangun enam belas rumah," ujar Lorie.
"Kami ingin siswa-siswa kami punya hati untuk saling memberi kepada sesama, bukan hanya sekolah untuk belajar saja," katanya.
Program pembangunan rumah sederhana ini dinamakan "28uild or not 28e" (dibaca to build or not to be).
"Rumah adalah kebutuhan dasar bagi setiap orang. Tak hanya sekadar rumah untuk ditinggali saja, tetapi rumah yang layak, tahan bencana, serta MCK yang memadai. Karena itu kami ingin mengajak anak muda untuk peduli dengan sesamanya, agar mereka mengetahui bahwa ada anak muda seumur mereka yang keadaannya jauh lebih buruk dari mereka. Lewat program ini, kami ingin mengajak anak muda untuk membantu membangun rumah bagi kawan-kawan mereka yang tidak seberuntung mereka," ujar Engeline Tjia dari Habitat for Humanity Indonesia, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (28/10/2011).
Selain turun langsung membangun rumah, para siswa juga melakukan pengumpulan dana melaluionline fundraising, diantaranya melalui media sosial blog, Twitter, dan Facebook.
Perwakilan Jakarta International School Lorie Anderson mengatakan, di sekolahnya telah ada kurikulumcommunity service sejak tahun 2010.
"Ada ratusan siswa kami yang ikut membangun rumah bagi para penduduk yang tidak mampu. Tahun 2010 kemarin, kami sudah membangun enam belas rumah, dan untuk tahun ini, kami juga ingin kembali membangun enam belas rumah," ujar Lorie.
"Kami ingin siswa-siswa kami punya hati untuk saling memberi kepada sesama, bukan hanya sekolah untuk belajar saja," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar