SEMARANG,- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Bibit Waluyo mengatakan, dirinya lebih setuju dengan pendidikan murah, daripada pendidikan gratis yang selama ini digembar-gemborkan. "Pendidikan gratis itu tidak ada," kata Bibit mengulangi pernyataan tentang ketidaksetujuannya terhadap pendidikan gratis, usai upacara Dies Natalies ke-44 Universitas Negeri Semarang (Unnes), di auditorium Unnes, Senin (30/3).
Ia mengatakan, untuk mewujudkan pendidikan gratis dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) dibutuhkan dana setidaknya sebesar Rp 11 triliun. Sementara, kata Bibit, besaran dana bantuan operasional sekolah (BOS) sebesar Rp 2,5 triliun, kemudian ditambah APBD sebesar Rp 1,1 triliun.
Kalau kedua dana tersebut ditambahkan, lanjutnya, hanya sebesar Rp 3,6 triliun. "Masih kurang Rp 7,4 triliun," katanya.
Bibit mengatakan, lantas darimana kekurangan dana tersebut diperoleh. "Uang sebesar itu darimana," ujar Bibit.
Sehingga, kata Bibit, harus dijelaskan dan ditentukan aspek-aspek mana yang digratiskan, dan aspek apa yang tidak gratis. "Jangan sampai nantinya masyarakat justru menanyakan, katanya pendidikan gratis namun kok masih ditarik iuran-iuran dan sebagainya," katanya.
Disinggung tentang beberapa pemerintah kabupaten/kota di Jateng yang menyelenggarakan program pendidikan gratis, ia mengatakan, mereka (pemerintah kabupaten/kota, red.) harus menjelaskan program tersebut dengan jelas. "Saya meminta kepada pemerintah kabupaten/kota yang mengadakan program pendidikan gratis menjelaskan aspek-aspek apa saja yang gratis," katanya.
Ia mengatakan, aspek-aspek tersebut harus dijelaskan dengan rinci, agar nantinya masyarakat tidak mempermasalahkan kebijakan tersebut apabila ternyata masih tetap ada iuran-iuran. "Misalnya, dijelaskan yang gratis hanya iuran masuknya, tetapi untuk yang lain tetap membayar atau seperti apa, agar masyarakat menjadi jelas," jelasnya.
Menurut dia, yang paling tepat adalah pendidikan murah, sebab lebih realistis. "Kalau pendidikan murah saya sepakat, sebab itu yang sedang digalakkan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa," katanya.
Namun, kalau pendidikan gratis rasanya kurang tepat mengingat alokasi dana yang mempunyai kekurangan cukup besar. "Lebih baik, rakyat dijanjikan dengan program pendidikan murah dibandingkan pendidikan gratis," demikian Bibit.
sumber : http://nasional.kompas.com/read/2009/03/31/01583952/pendidikan.gratis.tidak.ada..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar